Sabtu, 08 Januari 2011

Cerita Yang Tak berujung

Yah seperti judulnya,cerita ini mungkin ga akan ada ujungnya.

      Cerita ini berawal dari lahirnya seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga yang biasa saja,orang tuanya berpendidikan tinggi,dia anak ke 2 dari 2 bersaudara. Dia diberi nama Bulan Intan Lestari
.
      Masa kecil Bunga tidaklah seperti anak-anak yang lain. Dia menghabiskan masa kecilnya dengan penuh tanda tanya dan ketidakpastian. Bunga sejak kecil sangat ingin dimanja dengan ibunya. Tapi, tak tau kenapa alasannya,ibunya seperti menolak sifat manjanya Bunga. Selalu seperti itu. Membuat Bunga tak tau harus bagaimana lagi. Semua orang yang dia dekati dengan senyuman semasa kecilnya selalu membalasnya dengan wajah yang marah dan kusut. Bunga pun selalu bertanya-tanya, "Apa salahku? Kenapa kakakku dan ibuku begitu padaku? Aku hanya ingin dekat dengan mereka, apa aku salah?"
    
     Terus menerus mendapatkan penolakan membuat Bulan takut. Taku mendapatkan penolakan lagi. Tapi yah namanya juga anak kecil masih ga tau apa-apa. Setiap hari saat ibu dan kakaknya sibuk memasak di dapur, dia selalu ingin membantu mereka tetapi selalu dilarang dengan ibunya dengan alasan "Nanti tambah behamburan. Tambah lama selesainya,udah nonton tv aja sana". Mendengar penolakan yang seperti itu membuat hati Bunga serasa pedih. Dia sedih, karena seolah-olah kehadirannya di rumah itu sama sekali tidak diinginkan.Baginya di dalam rumahnya itu hanya ayahnyalah yang betul-betul menyayaginya.

      Seiring berjalannya waktu Bulan pun beranjak dewasa. Dia sudah mulai besar. Dia mulai bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK). Saat berada di TK Bulan mengalami masa-masa yang menyenangkan. Dimana dia bisa belajar tanpa ada penolakan dari siapa pun. Tetapi Bulan selalu menjauhi temannya yang sering dimanja sama keluarganya karena Bulan iri. Dia tidak pernah dimanja. Dia ingin seperti itu tapi dia ga bisa jadinya dia memjauhi anak itu.

     Setelah lulus TK Bulan 1 SD (Sekolah Dasar) dengan sahabat-sahabatnya sewaktu TK. Alangkah senangnya hati Bulan karena masih bisa bersama-sama dengan teman-temannyaitu. Tapi sayang, saat kenaikan kelas 3 Bulan harus pindah sekolah karena sekolahnya jauh dari rumah sehingga ridak ada yang mengantar karena sekolahnya masuk siang. Dengan berat hati Bulan pun pindah ke sekolah.

      Di sekolah barunya itu Bulan tidak merasa nyaman dengan kondisi sekolahnya yang memang kurang menyenangkan. Sejak bersekolah di sana Bulan mempelajari banyak kenyataan hidup yang benar-benar real dan mengajarkannya bahwa dirinya sangat beruntung karena dia dididik oleh orangtuanya menjadi anak yang mandiri, kuat dan tegar. Yaa walaupun sebenarnya Bulan itu sangat cengeng,tapi dari air matanya itulah dia mendapatkan kekutan untuk berdiri kembali.

      Bulan termasuk anak yang cukup pintar. Yaa ga bodo'-bodo' amat lah. Sampe pada saat pembagian kelas 6 dia masuk ke kelas yang anak-anaknya pintar-pintar. Di kelas itu dia merasa antusias untuk blajar karena dia tidak ingin kalah dengan anak-anak lainnya. Anak-anak dikelasnya baik-baik dan pintar. Bulan merasa nyaman dengan kondisi kelas yang seperti itu.

      Setelah lulus dari SD, Bulan pun masih satu SMP dengan beberapa temannya sewaktu SD itu. Dan pelajaran tentang hidup buat Bulan pun mulai terjadi secara nyata,,senang,,sedih dan sakit.

Yuppz itu cerita pembukanya,,ntar di lanjutin di cerita berikutnya yah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar